MenurutISO 22301: 2012, Business Continuous (BC) didefinisikan sebagai kemampuan organisasi untuk melanjutkan pengiriman produk atau layanan pada tingkat yang telah ditentukan sebelumnya setelah insiden yang mengganggu. Sedangkan BCM adalah alat yang diterapkan oleh perusahaan untuk menyakinkan usaha-usaha yang dilakukan perusahaan agar bisnis Setelah pandemic global yang terjadi, banyak organisasi berpikir dan berkontemplasi terkait apa yang telah, sedang dan harus mereka lakukan untuk dapat mempertahankan operasional bisnis mereka selama masa bencana ini. Business Continuity Management BCM merupakan hal kritis yang semestinya dimiliki organisasi, sayangnya tidak banyak yang memilikinya. Maka dari itu, kami membuat artikel ini agar anda dapat mengetahui bagaimana BCM bekerja, cara menerapkannya dan strategi terbaik yang dapat Anda gunkan dalam serangakaian artikel. Gambaran Umum Dijelaskan dalam Wikipedia, “Business Continuity is the intended outcome of proper execution of Business continuity planning and Disaster recovery. It is the payoff for cost-effective buying of spare machines and servers, performing backups and bringing them off-site, assigning responsibility, performing drills, educating employees, and being vigilant.” Kesinambungan Bisnis adalah hasil yang dimaksudkan dari pelaksanaan yang tepat dari perencanaan kesinambungan bisnis dan pemulihan bencana. Yang merupakan hasil dari pembelian mesin dan server cadangan hemat biaya, melakukan pencadangan dan membawanya ketempat lain, menetapkan tanggung jawab yang jelas, melakukan drills, mendidik karyawan, dan bersikap waspada.” Dengan kata lain, pada dasarnya, benteng dan ketahanan organisasi terhadap kegagalan, adalah dengan menambahkan kata “manajemen” dalam frasa “kelangsungan bisnis”. Yang behubungan dengan kemampuan bisnis untuk merencanakan dan melakukan perubahan dalam lingkungan operasional melalui penggunaan kerangka kerja risiko yang telah diidentifikasi sebelumnya. Baca juga Membuat kerangka kerja BCM yang Efektif Untuk menyelamtakan organisasi, membuat alat dan dokumentasi yang terstruktur dengan baik dan terus memperbarui rencana tersebut setelah sejumlah peristiwa yang tidak terkendali terjadi dapat sangat membantu. Contohnya ialah kebijakan mendidik karyawan dalam menghadapi sistem kerja jarak jauh. Mengapa Menggunakan BCM? Disaster Recovery Preparedness Council baru-baru ini mengumumkan bahwa kesinambungan dan pemulihan dipandang oleh lebih dari ¾ organisasi di seluruh dunia sebagai sebuah opsi, meskipun dengan banyaknya peristiwa yang mengganggu. Langkah yang merugikan, mengingat banyaknya ahli yang mengatakan bahwa setelah bencana, 75% organisasi tanpa sistem BCM gagal dalam 3 tahun. Kemungkinan bisnis bertahan dari masa-masa sulit dan bangkit kembali tanpa sistem yang jelas sangatah rendah. BCM mampu membantu organisasi Anda pulih dari hal-hal seperti Kegagalan bisnis yang tidak memungkinkan untuk pemulihan Keadaan darurat berbahaya yang mengakibatkan cedera atau kematian Kerugian penghasilan dan kekayaan bersih Menanggapi krisis yang berdampak negatif terhadap merek Anda Ketidakmampuan untuk beroperasi karena kegagalan aplikasi atau dimatikan Tidak masalah jika Anda adalah operasi kecil atau bisnis besar, BCM dapat membantu Anda untuk tetap beroperasi dan berkompetisi di kondisi optimum bahkan saat bencana. Baca Juga 5 Manfaat BCMS berdasarkan ISO 22301 BCM Awareness Based on ISO 22301 Thebusiness continuity planning process. The purpose of business continuity planning is to respond to disruption, activate recovery teams, handle tactical disaster status communication, assess damage caused by disruption, and recover critical assets and processes. Developing a BCP plan is vital for an organization. Definisi dan pemahaman wal sangat penting untuk mengetahui secara lengkap Scope BCM dan kaitannya dengan aktivitas lain di perusahaan lain seperti Enterprise Risk Management ERM, atau aktifitas operasional. Hal tersebut juga diperlukan untuk mengatur organisasi pelaksana BCM di perusahaan. Untuk mencapai ketahanan terhadap crisis atau bencana yang tak terduga, perusahaan harus menyiapkan BCM Strategy yang akan dituangkan dalam bentuk penetapan kebijakan, pengembangan dokumen Plan BCP, CMP dan implementasi resource yang diperlukan dalam rangka continuity tersebut. sumber Batasan Scope BCM adalah sesuatu yang strategik ditinjau dari aspek kebutuhan pelanggan, finansial, reputasi, hukum dan regulasi serta stakeholder. Jika sebuah produk masuk ke dalam scope, maka keseluruhan aktifitas yang mendukung harus masuk dalam pembahasan BCP yang dibuat. Pertimbangan diluar diluar scope yang harus diperhatikan adalah produk/layanan yang sudah akan terminasi, dang roduk dengan proporsi pendapatan kecil margin kecil. Seharusnya BCM ditetapkan pada setiap lini perusahaan, namun kadang-kadang hal ini perlu dilakuakan secara bertahap. Maka dari itu harus dimual dari yang paling penting yaitu produk dan layanan yang dihasilkan oleh perusahaan untuk pelanggannya. Jika produk dan layanan ini cukup banyak dimulai dari yang paling besar “value” nya untuk perusahaanm jadi perusahaan dapat menentukan mana yang lebih penting. Dari produk dan layanan yang terpilih, tentukan divisi utama yang mengirim layanan tersebut. Dengan demikian, akan diperoleh divisi apa saja yang masuk dalam scope BCM ini. 1 Bussiness Continuity Management. 2. PROFIL Nama Sondhang KD HP 08128034449 E-mail Sondhang.k.dewantho@ +/- 20 Tahun di IT mulai dari programmer hingga IT Compliance dan Audit Saat ini Independent IT Consultant - Consultant ISO 27001, ISO 20000, OHSAS, ISO 14001, IT Audit, IT Master Plan, Penetration Testing, BCM, BCP, DRP NAOLEARN by ATLAS NAOLEARN by ATLAS Promote Better Result and Better ROI through Pedagogy-based Microlearning and Training Solutions. Diterbitkan 16 Jan 2023 Beragam perubahan sering terjadi dalam industri bisnis, di mana berdampak pada kegiatan bisnis perusahaan. Salah satu sistem yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah penerapan Business Continuity Management BCM. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Business Continuity Survey pada 2011 diketahui bahwa 80% perusahaan yang mengalami perubahan tutup dalam waktu 18 bulan jika tidak memiliki BCM yang itu Business Continuity Management?Kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan harus selalu beroperasi untuk menjalani kegiatan bisnis perusahaan, termasuk setelah terjadinya perubahan. Setidaknya perusahaan harus mampu mengidentifikasi keadaan dan kondisi yang dapat ditoleransi oleh perusahaan terhadap Continuity Management BCM adalah alat yang diterapkan oleh perusahaan untuk menyakinkan usaha-usaha yang dilakukan perusahaan agar bisnis tetap beroperasi kembali pada kondisi yang dapat diterima setelah terjadinya perubahan struktur Business Continuity Management BCM yang merujuk pada ISO 22301 untuk diketahui oleh Impact Analysis BIA Analisis yang dapat dilakukan oleh perusahaan terkait proses bisnis inti yang dapat memengaruhi kegiatan bisnis Risk Assessment DRA Asesmen yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengklasifikasi risiko-risiko yang timbul berdasarkan Business Impact Analysis BIA yang telah Continuity Strategy BCS Langkah strategis yang dapat diambil oleh perusahaan saat kejadian disrupsi terjadi, dengan tujuan bisnis perusahaan dapat dilakukan dalam kondisi yang dapat diterima oleh pelanggan/ Continuity Plan BCP Rencana keberlangsungan bisnis yang dibuat secara sistematis sebagai respons dari kejadian disrupsi, dokumen yang masuk dalam BCP adalah sebagai berikutEmergency Respons Plan ERP Dokumen terkait tanggap darurat yang dapat diambil oleh perusahaan dengan tujuan membantu perusahaan agar tidak ada yang celaka. Crisis Management Plan CMP Dokumen yang berisi rencana koordinasi awal serta komunikasi yang perlu dilakukan sesaat setelah terjadinya insiden disrupsi. Disaster Recovery Plan DRP Dokumen pemulihan, khususnya di bidang IT, yang berisi mekanisme failover dan failback, serta rincian sistem, infrastruktur, topologi, dan hardware pada DRC. Post Incident Plan PIP Dokumen pasca insiden yang berisi mekanisme restorasi dan normalisasi setelah kejadian disrupsi Business Continuity ManagementAdapun manfaat-manfaat yang didapatkan oleh perusahaan jika menerapkan Business Continuity management adalah sebagai aset perusahaanMeningkatkan ketahanan organisasiMelindungi pencapaian terhadap sasaran organisasiMeningkatkan reputasi organisasiMemberikan kontribusi terhadap peningkatan berkelanjutan pada organisasiJadi, apakah implementasi Business Continuity Management itu perlu?Sebagai salah satu antisipasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mengimplementasikan alat respons terhadap kejadian disrupsi. Salah satu alat tersebut adalah Manajemen Kontinuitas Bisnis BCM. ISO telah mengeluarkan standar internasional terkait Business Continuity Management, yang dikenal sebagai ISO 22301. Implementasi BCM mampu mengendalikan perusahaan untuk bertahan selama dan pascadisrupsi. Perusahaan yang telah mengimplementasikan Manajemen Kontinuitas Bisnis BCM yang baik, maka telah mengedukasi seluruh elemen perusahaan dalam merespons kejadian era sekarang, perusahaan dirasa sangat perlu mengimplementasikan Manajemen Kontinuitas Bisnis BCM yang baik untuk menghindari perusahaan dan kebangkrutan. Pelajari selengkapnya mengenai Business Continuity Management dengan Naolearn sekarang juga! Toobtain a business continuity management certification, one has to fulfill the conditions: Attain the relevant courses attached to the desired business continuity certification. Pass the qualifying certification examination. Send in the appropriate certification application fees. Send in the certification application form detailing 3 or 5
Business Continuity Management BCM adalah manajemen menyeluruh, mulai dari menyediakan langkah – langkah kebijakan, identifikasi resiko, struktur organisasi dan tanggung jawab, mekanisme kerja serta prosedur operasional dalam upaya pemulihan organisasi dan aktifitasnya. Business Continuity Management menjadi suatu keharusan karena bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih perusahaan agar mempunyai ketahanan dalam operasional bisnis kritikal, sehingga apabila terjadi bencana atau gangguan proses operasional bisnis tersebut akan tetap berjalan. Yang mana dalam Business Continuity Management ini organisasi atau perusahaan memiliki skema bagaimana perusahaan tetap berjalan disaat kondisi tidak memungkinkan sekalipun. Tanpa kita sadari hampir semua perusahaan yang sangat siap dalam menjalankan aktivitas seperti biasa disaat kondisi memang tidak terjadi apa – apa, tetapi bagaimana jika berada disaat terjadi sesuatu?, misalnya suplai bahan utama kurang atau terjadi gempa bumi hebat yang menghancurkan gedung perusahaan. Apakah kita hanya diam dan hanya pasrah bahwa perusahaan tidak berjalan dan tutup karena semua aset tidak dapat diselamatkan?. Tentu hal tersebut tidak ingin kita inginkan. Business Continuity Management dalam perusahaan bagaikan “Ban Serep” yang anda siapkan dikendaraan anda. Dikala anda berjalan, ban anda mengalami bocor, ban serep siap digunakan. Memang butuh waktu untuk memasang tetapi setelah ban itu dipasang anda bisa melanjutkan perjalanan kembali. Business Continuity Management organisasi atau perusahaan bisa bekerja dengan baik pada saat bencana apabila semua faktor penting dari pendukungnya siap pada tempatnya kapan saja. Untuk mencapai hal tersebut organisasi atau perusahaan harus terus menerus memperbaiki Business Continuity Management lewat proses testing, reviwing, maintaining dan auditing. Definisi dan pemahaman awal sangat penting untuk mengetahui secara lengkap lingkup Business Continuity Management dan kaitannya dengan aktifitas lain di organisasi atau perusahaan lain seperti Enterprise Risk Management ERM, atau aktifitas operasional. Hal tersebut juga diperlukan untuk mengatur organisasi pelaksana Business Continuity Management di perusahaan. Untuk mencapai ketahanan terhadap krisis atau bencana yang tak terduga, organisasi atau perusahaan harus menyiapkan BCM Strategy yang akan dituangkan dalam bentuk penetapan kebijakan, pengembangan dokumen Plan BCP, CMP dan implementasi sumber daya yang diperlukan dalam rangka continuity tersebut. Seiring pemerintah dan regulator mulai menyadari peran kontinuitas bisnis dalam mengurangi dampak insiden yang mengganggu pada masyarakat, mereka semakin berusaha mendapatkan kepastian bahwa pemain kunci memiliki pengaturan kesinambungan bisnis yang tepat. Demikian pula, bisnis mengenali ketergantungan mereka satu sama lain dan mencari kepastian bahwa pemasok utama dan mitra akan terus menyediakan produk dan layanan utama, bahkan ketika terjadi insiden. Namun, tolok ukur praktik Business Continuity Management yang diakui dengan baik diperlukan dan beberapa standar nasional berusaha untuk mengatasi masalah ini, termasuk di antaranya dari Australia, Singapura, Inggris dan Amerika Serikat. Di Inggris, BS 25999 diperkenalkan untuk menyediakan standar sistem manajemen dimana organisasi dapat memperoleh sertifikasi terakreditasi untuk pertama kalinya. Ketika organisasi yang beroperasi secara internasional mulai meminta satu Standar Internasional, ISO / TC 223, keamanan masyarakat, menanggapi dengan mengembangkan ISO 22301 2012, Societal Security – Business Continuity Management System – Requirements . Standar baru ini merupakan hasil dari kepentingan, kerjasama dan masukan global yang signifikan. Pada tanggal 25 Oktober 2012, di Genewa Switzerland, organisasi ISO International Organization for Standardization menerbitkan Standar baru ISO 22301 2012. Standar ini merupakan jawaban atas kebutuhan organisasi pada masa kini yang berada di lingkungan persaingan yang sangat ketat, memerlukan Sistem Manajemen yang mampu menjaga keberlangsungan kehidupan organisasi dalam jangka panjang. Standar ISO 22301 2012 yang mengatur pedoman Business Continuity Management System atau Sistem Tata Kelola Organisasi Bisnis secara berkelanjutan, akan memampukan organisasi untuk memiliki daya hidup survival, daya tumbuh growing dan daya kreasi creativity secara berkelanjutan dengan tetap memperhatikan faktor risiko dan lingkungan persaingan. ISO 22301 adalah standar sistem manajemen untuk Business Continuity Management yang dapat digunakan oleh organisasi dari semua ukuran dan jenis. Organisasi – organisasi ini akan mampu menunjukkan kepada legislator, regulator, konsumen, calon pelanggan dan pihak lain yang berkepentingan bahwa mereka mengikuti praktek yang baik dalam pengelolaan kelangsungan bisnis. Standar ISO 22301 mengidentifikasi dasar – dasar sistem manajemen kelangsungan bisnis, membangun proses, prinsip dan terminologi manajemen kontinuitas bisnis. Standar ini antara lain, bertujuan untuk dapat memberikan dasar acuan bagi suatu perusahaan atau organisasi, agar dapat memahami, mengembangkan dan menerapkan manajemen kelangsungan bisnis pada suatu organisasi, sehingga dapat memberikan keyakinan kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan atau organisasi bahwa perusahaan atau organisasi tersebut dapat terus beroperasi walaupun sedang mengalami keadaan bencana. Sementara ISO 22301 dapat digunakan untuk sertifikasi dan oleh karena itu mencakup persyaratan yang agak singkat dan singkat yang menjelaskan elemen pusat Business Continuity Management, standar panduan yang lebih luas ISO 22313 sedang dikembangkan untuk memberikan rincian yang lebih besar mengenai setiap persyaratan dalam ISO 22301. ISO 22301 juga dapat digunakan dalam sebuah organisasi atau perusahaan untuk mengukur dirinya terhadap praktik yang baik, dan oleh auditor yang ingin melapor kepada karena itu, pengaruh standar akan jauh lebih besar daripada mereka yang hanya memilih untuk mendapatkan sertifikasi terhadap standar tersebut. ISO 22301 menekankan perlunya struktur respon kejadian yang terdefinisi dengan baik. Hal ini memastikan bahwa ketika insiden terjadi, tanggapan meningkat pada waktu yang tepat dan orang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar efektif. Keamanan hidup ditekankan dan poin tertentu dibuat agar organisasi atau perusahaan harus berkomunikasi dengan pihak eksternal yang mungkin terpengaruh, misalnya jika sebuah insiden menimbulkan risiko berbahaya atau eksplosif di sekitar area publik. Business Continuity Management System ini perlu dijalankan karena, kita tidak bisa menjamin kondisi selalu ideal untuk menjalankan kegiatan bisnis perusahaan, disamping itu kondisi diluar normal tidak dapat dikendalikan sehingga seringkali menyebabkan Sudden & Massive Lost, apalagi terdapat cukup banyak hal yang tidak dapat dicegah, namun yang bisa dilakukan adalah mengurangi dampaknya. Dan Business Continuity Management System ini dijalankan sebagai pemenuhan persyaratan dari stakeholder organisasi. Stakeholder disini bisa jadi pemerintah, principle, pelanggan dan sebagainya. Kodisi diluar normal yang dimaksudkan diatas adalah kondisi dimana organisasi atau perusahaan tidak dapat mengantisipasi kondisi tersebut. Sebagai contoh adalah natural disaster berupa banjir, gempa bumi, gunung meletus, man – made disaster sabotase, peperangan, serangan teroris, main facility failure kegagalan pasokan listrik, kegagalan sistem pendingin dan sebagainya, governmental issue pemogokan, embargo ekonomi dan sebagainya, penyebaran penyakit menular dan sebagainya. Agar bekerja dengan baik, ISO 22301 akan membutuhkan organisasi untuk benar – benar memahami persyaratannya. Setiap baris dan kata memiliki makna dan kepentingan relatif tidak harus tercermin dari jumlah kata yang dikhususkan untuk sebuah topik. Alih – alih hanya tentang sebuah proyek atau mengembangkan “rencana”, Business Continuity Management adalah proses manajemen yang sedang berlangsung yang membutuhkan orang – orang yang kompeten yang bekerja dengan dukungan dan struktur yang sesuai yang akan dilakukan bila diperlukan. Seharusnya Business Continuity Management System ditetapkan pada setiap lini perusahaan, namun kadang – kadang hal ini perlu dilakukan secara bertahap. Maka dari itu harus dimulai dari yang paling penting yaitu produk dan layanan yang dihasilkan oleh perusahaan untuk pelanggannya. Jika produk dan layanan ini cukup banyak, maka dimulai dari yang paling besar nilainya untuk perusahaan, jadi perusahaan dapat menentukan mana yang lebih penting. Selanjutnya dari produk dan layanan yang terpilih, tentukan divisi utama yang mengirim layanan tersebut. Dengan demikian, akan diperoleh divisi apa saja yang masuk dalam lingkup Business Continuity Management System ini. Dokumentasi Business Continuity Management System terdiri atas dua dokumentasi, antara lain BCM Strategy, yaitu suatu dokumen yang memuat segala asumsi dan analisa yang diperlukan, yang menjadi acuan bagi pembuatan dokumen BCP dan Business Continuity Plan BCP, yaitu suatu panduan operasional untuk kondisi sebelum atau saat atau sesudah kondisi di luar normal terjadi. Adapun langkah – langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan Business Countinuity Management System BCMS Strategy adalah Kebijakan pembentukan dan penetapan ruang lingkup, dokumen kebijakan BCMS dibuat untuk menggambarkan komitmen dan prinsip – prinsip dasar dari BCMS. Selain membuat kebijakan BCMS maka dilakukan penetapan ruang lingkup, penetapan ruang lingkup ini dilakukan untuk membatasi effort dan Proof on Concept. Prinsip penentuan ruang lingkup disarankan adalah area yang paling kritikal namun paling mudah dilakukan. Hal – hal yang menjadi batasan dalam ruang lingkup adalah Physical Area, Proses Bisnis, Organisasi, Aset. Pendefinisian Kondisi Abnormal, Setelah menentukan ruang lingkup dari BCMS, lalu melakukan analisa untuk menentukan kondisi abnormal yang mungkin dari ruang lingkup BCM yang telah ditetapkan. Kondisi abnormal ini ditentukan untuk memudahkan dalam melakukan BIA Business Impact Analysis pada tahapan BCMS selanjutnya. Business Impact Analysis BIA atau analisa dampak bisnis merupakan salah satu bagian dari rencana kelanjutan bisnis atau business continuity plan BCP organisasi yang menggambarkan potensi risiko organisasi. Analisa dampak bisnis atau business impact analysis BIA adalah proses mengidentikasi, menganalisa, dan menentukan dampak yang terjadi pada kelangsungan bisnis proses di organisasi seandainya terjadi gangguan atau bencana yang menimbulkan terhentinya operasional dari bisnis proses tersebut. Risk Assessment, adalah metode yang sistematis untuk menentukan apakah suatu organisasi memiliki resiko yang dapat diterima atau tidak. Risk assessment merupakan kunci dalam perencanan pemulihan bencana. Risk assessment mencakup risk identification, risk analysis dan risk evaluation. Formula Strategi Keberlangsungan, penyusunan dilakukan dengan cara memetakan komponen – komponen pendukung suatu sumber daya yang akan dikelola keberlangsungannya dan menentukan Recovery Time objective RTO dan khusus untuk komponen yang berupa informasi, tentukan juga Recovery Point Objective RPO, sehingga MTDP dari sumber daya yang akan dikelola dapat tercapai. Yang terakhir, Business Continuity Plan BCP, adalah suatu kreasi dan validasi perencanaan logistik tentang bagaimana organisasi dapat mengembalikan atau memulihkan fungsi dari bagian organisasinya uang rusak setelah terjadinya bencana atau gangguan. Dalam bahasa lain, BCP adalah rencana bagaimana suatu organisasi bertahan dalam menghadapi bencana yang terjadi. Saat ini semakin banyak perusahan yang membutuhkkan layanan jaringan untuk menjalankan proses bisnisnya, oleh karena itu, keamanan informasi menjadi lebih penting dari sebelumnya, apalagi jika dihubungkan dengan bencana yang terjadi namun tidak terprediksikan sebelumnya. BCP menjadi salah satu perencanaan yang bertujuan meminimalkan dampak terjadinya bencana tersebut. Manfaat utama dari pendekatan Business Continuity Plan BCP adalah membantu mencapai keyakinan yang memadai ketersediaan proses bisnis dan fungsi end – to – end yang penting dengan biaya yang efektif dan efisien. Fokus utama adalah pada persyaratan pemulihan bisnis. Pemangku Kepentingan Bisnis bekerjasama untuk melaksanakan rencana darurat dan pengaturan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Sangat dipercaya bahwa relevansi dari program kontinuitas bisnis tergantung pada proses bisnis yang mendasarinya diambil dalam konteks dan tujuan strategi manajemen. Tujuan bisnis harus mendorong strategi pemulihan. Hal ini adalah kombinasi pengalaman kontinuitas keberlanjutan, teknologi know – how, dan pengetahuan industri untuk fokus secara efisien pada apa yang penting dan untuk membantu memfokuskan waktu dan sumber daya pada solusi kesinambungan yang tepat. SEMOGA BERMANFAAT
BusinessContinuity Management (BCM) adalah alat yang diterapkan oleh perusahaan untuk menyakinkan usaha-usaha yang dilakukan perusahaan agar bisnis tetap beroperasi kembali pada kondisi yang dapat diterima setelah terjadinya insiden disrupsi.
Perjalanan bisnis tentunya tidak selalu berada dalam kondisi yang lancer dan aman-aman saja, faktor internal maupun eksternal dapat sekali menjadi penyebab terjadinya disrupsi pada perusahaan. Disrupsi ini seringkali terjadi dan memberi dampak pada keberlangsungan bisnis perusahaan. Contohnya wabah Covid-19 yang telah terjadi sejak awal tahun 2020, wabah ini cukup membuat guncangan besar bagi para pebisnis untuk mempertahankan keberlangsungan bisnisnya dan diantara mereka ternyata belum siap dengan kondisi seperti ini. ISO 22301 Business Continuity Management BCM memberikan arahan bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan untuk merencanakan proses bisnisnya dengan mempertimbangkan risiko-risiko yang mungkin terjadi dan mempersiapkan disi untuk risiko tersebut agar perusahaan tetap berjalan pada masa disrupsi dan pasca disrupsi tersebut. Setidaknya perusahaan harus mampu mengidentifikasi keadaan disrupsi dan kondisi yang dapat ditoleransi oleh perusahaan terhadap pelanggan. Apa yang dimaksud dengan Business Continuity Management? Business Continuity Management BCM adalah alat yang diterapkan oleh perusahaan untuk menyakinkan usaha-usaha yang dilakukan perusahaan agar bisnis tetap beroperasi kembali pada kondisi yang dapat diterima setelah terjadinya insiden disrupsi. Mengapa Business Continuity Management itu Penting? Perencanaan kesinambungan bisnis tidak hanya bagus untuk dimiliki; ini penting untuk setiap bisnis, dan gangguan bisa jadi mahal. Kami membicarakan apa saja, mulai dari serangan DDoS yang membuat situs Anda offline pada sore hari, kebakaran gudang yang mengakibatkan hilangnya produk secara massal, hingga gangguan rantai pasokan yang membuat produk Anda tidak sampai ke tangan Anda tepat waktu. Tidak adanya rencana untuk memulai tanggap darurat dapat menyebabkan kerugian finansial, hilangnya kepercayaan konsumen dan anggota tim, dan memengaruhi reputasi merek Anda. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari memiliki rencana kontinuitas. 1. Menjaga operasi bisnis. Jika Anda dapat menjaga agar operasi bisnis Anda tetap berjalan melalui krisis, Anda dapat mengurangi kerugian finansial dan mengirim pesan stabilitas kepada anggota tim dan pelanggan Anda. Memiliki kemitraan yang kuat dengan fungsi sumber daya manusia Anda akan menjadi penting di sini. 2. Bangun kepercayaan pelanggan. Pelanggan Anda ingin tahu bahwa Anda dapat menanggapi apa pun, sehingga mereka dapat terus mengharapkan layanan dari merek Anda yang biasa mereka terima. Dalam situasi bencana, konsumen sering kali melihat merek favorit mereka untuk melihat bagaimana mereka bereaksi di panggung publik dan bagaimana mereka mampu menghadapi badai internal. 3. Pertahankan merek dan reputasi Anda. Bencana dan gangguan skala besar kemungkinan besar akan menjadi umpan media, jadi kecil kemungkinan Anda akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti rencana Anda secara diam-diam. Dunia akan mengawasi. Merek yang tampak siap dan mampu tampil dengan kekuatan, konsistensi, dan keanggunan akan membuktikan ketahanan mereka kepada konsumen. 4. Lindungi rantai pasokan Anda. Rantai pasokan adalah contoh bagus dari pepatah, “Jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang.” Gangguan rantai pasokan sering terjadi karena ada banyak hal yang dapat terjadi. Pandemi dapat menutup fasilitas manufaktur, misalnya. Atau bencana alam dapat melumpuhkan transportasi di wilayah geografis yang penting. Rencana yang baik akan menetapkan opsi yang sudah diperiksa untuk menghindari masalah rantai pasokan. 5. Mendapatkan keunggulan kompetitif. Dalam kasus di mana banyak bisnis terpengaruh oleh gangguan, kemampuan Anda untuk menjalankan bisnis kembali akan sangat membantu dalam menunjukkan kepada konsumen bahwa merek Anda adalah yang terbaik. Di masa bencana, konsumen juga mengamati merek dengan cermat untuk melihat bagaimana mereka akan bereaksi. Tindakan yang cepat namun tepat akan membangun kepercayaan pada merek Anda, memberi Anda keunggulan dari pesaing Anda. 6. Mengurangi risiko keuangan. Mengetahui apa yang harus dilakukan dengan cepat jika terjadi gangguan bisnis adalah bagian penting dari manajemen risiko. Semakin lama downtime, semakin besar potensi kerugian finansial. Namun dengan rencana yang tepat untuk mengambil dengan cepat dan memulihkan fungsionalitas yang paling Anda butuhkan, Anda dapat meminimalkan kerugian Anda seminimal mungkin. Skema BCM Skema Business Continuity Management BCM dibawah ini menjelaskan bagaimana alur pengelolaaan keberlangsungan bisnis berbasis ISO 22301. Business Impact AnalysisBIAAnalisis yang dilakukan terhadap proses bisnis inti yang dapat memberi pengaruhi terhadap kegiatan bisnis Risk AssessmentDRAPenilaian yang dilakukan untuk mengklasifikasikan risiko-risiko yang timbul dari hasil Business Impact Analysis BIA.Business Continuity StrategyBCSStrategi yang dipilih oleh perusahaan saat disrupsi terjadi. Strategi tersebut memberikan arahan agar bisnis perusahaan dapat tetap dijalankan dalam kondisi yang dapat diterima oleh pelanggan atau mitra Continuity PlanBCPRencana yang ditetapkan secara sistematis sebagai respons dari kejadian disrupsi yang diidentifikasi. Berikut beberapa dokumen yang perlu dipersiapkan untuk membuat BCPEmergency Respons PlanERPDokumen rencana tanggap darurat yang dapat ditentukan oleh perusahaan dengan tujuan membantu perusahaan agar tidak ada yang terdampak terhadap Management PlanCMPDokumen rencana koordinasi awal serta komunikasi yang perlu dilakukan saat terjadinya insiden Recovery PlanDRPDokumen yang memberikan gambaran rencana pemulihan pasca disrupsi, khususnya di bidang IT, yang berisi mekanisme failover dan failback, serta rincian sistem, infrastruktur, topologi, dan hardware pada Incident PlanPIPDokumen rencana kegiatan pasca disrupsi yang berisi mekanisme restorasi dan normalisasi. Penerapan Business Continuity Management sangat memberi manfaat bagi organisasi untuk mempersiapkan disinya dalam menghadapi disrupsi dan tetap bertahan pasca disrupsi terjadi. Diantara manfaat tersebut antara lain adalah Meningkatkan ketahanan perusahaanMelindungi aset perusahaanMeningkatkan reputasi perusahaanMemastikan pencapaian sasaran perusahaanMembudayakan peningkatan berkelanjutan pada perusahaan Ancaman Teratas bagi Kelangsungan Bisnis Bergantung pada bisnis dan tingkat risiko Anda, setiap merek akan memiliki ancaman utama yang berbeda terhadap bisnis seperti biasa. Itulah mengapa penilaian risiko sebelum menyusun rencana kesinambungan bisnis dapat sangat membantu. Meskipun Anda harus memiliki rencana untuk setiap kemungkinan hasil, ancaman berikut adalah pengganggu bisnis yang paling umum untuk diperhatikan. 1. Pandemi global. Seperti saat ini, pandemi dapat merusak rencana bisnis Anda dari semua sudut dan arah. Dengan warga yang dipaksa untuk tinggal di rumah dan melakukan pekerjaan sebanyak mungkin dari sana, meningkatkan permintaan untuk barang-barang tertentu, dan penurunan pasokan karena penghentian pabrik atau gangguan di seluruh rantai pasokan. Salah satu rencana terpenting yang harus dilakukan jika Anda takut akan pandemi global adalah bagaimana karyawan Anda akan berkomunikasi satu sama lain dan melakukan bisnis yang diperlukan di luar kantor. Penting juga untuk memiliki opsi terkait pasokan jika rantai pasokan Anda terganggu. 2. Bencana alam. Bencana alam mengacu pada segala hal yang berhubungan dengan cuaca – tornado, badai, tsunami, dll. – atau fenomena alam lainnya seperti gempa bumi, kebakaran hutan, dan letusan gunung berapi. Beberapa jenis bencana ini sulit untuk diprediksi dan dapat terjadi dalam hitungan detik. Mereka dapat menyebabkan kerusakan parah pada struktur fisik dan apa pun di dalamnya, serta mengganggu rantai pasokan melalui area yang terkena dampak. 3. Pemadaman listrik. Hilangnya pembangkit listrik, jalur komunikasi, atau pemadaman air dapat menyebabkan gangguan parah pada operasi sehari-hari, berpotensi merusak aset fisik, dan kehilangan produktivitas dan layanan. 4. Keamanan Siber. Serangan dunia maya adalah serangan berbasis komputer apa pun terhadap aset teknis. Contoh serangan cyber termasuk serangan ransomware, pencurian data, injeksi SQL, dan serangan penolakan layanan terdistribusi DDoS. Ini akan meningkatkan risiko infrastruktur teknis Anda yang akan memiliki fungsi terbatas hingga masalah teratasi. Paling buruk, jika Anda tidak memiliki cadangan data, Anda berpotensi kehilangan akses ke semua data bisnis Anda.

Thisexclusive deck with fifty-two slides is here to help you to strategize, plan, analyze, or segment the topic with clear understanding and apprehension. Utilize ready to use presentation slides on Business Continuity Management PowerPoint Presentation Slides with all sorts of editable templates, charts and graphs, overviews, analysis templates.

Business continuity management BCM adalah proses manajemen risiko yang dirancang untuk memastikan kelangsungan kegiatan utama bisnis dalam kasus peristiwa mengganggu besar, misalnya kerusakan sistem teknologi informasi. Deskripsi tentang business continuity management BCM melibatkan identifikasi kegiatan utama perusahaan, sumber daya yang dibutuhkan, dan risiko utama yang mempengaruhi sumber daya ini. Strategi kemudian harus dikembangkan untuk memulihkan kegiatan utama sesegera mungkin setelah gangguan apa pun terjadi. Rencana darurat harus menentukan urutan langkah yang harus diambil untuk memulihkan keadaan normal. Rencana BCM harus sering ditinjau secara rutin untuk memastikan kerjanya, meskipun tidak ada gangguan sama sekali. Analisis skenario dapat digunakan untuk menguji rencana BCM tetapi tidak boleh digunakan untuk mendorong perumusannya, karena jumlah skenario kemungkinan hampir tak terbatas. PlIDl2G.
  • 28zvpwtumy.pages.dev/186
  • 28zvpwtumy.pages.dev/312
  • 28zvpwtumy.pages.dev/118
  • 28zvpwtumy.pages.dev/239
  • 28zvpwtumy.pages.dev/423
  • 28zvpwtumy.pages.dev/186
  • 28zvpwtumy.pages.dev/42
  • 28zvpwtumy.pages.dev/27
  • business continuity management bcm adalah